Pyarrrrrrrrrrrrrr………….
Tanpa sengaja secangkir coffee milk tumpah menjalar di dasar
pijakan kakinya. Sore itu, lamunannya terpecah di antara kicauan anak kecil
yang sedang beradu asumsi di luar bingkai jendela. Entah lahh ,,
dia juga tidak tahu pasti topik apa yang menjadi top list mereka saat itu.
dia juga tidak tahu pasti topik apa yang menjadi top list mereka saat itu.
Pikirannya cukup terkuras
oleh beragam kejutan yang mencoba menguji segala keterbatasan dan kelemahan
yang semakin lama semakin menyempitkan semangat hidup.
Anak : mamah ,
aku gak kuat !
Ibu : sabar
anakku, semua itu butuh proses. Dari hal kecil inilah kamu belajar menapaki
hidup yang sesungguhnya. Dari inilah kamu belajar hidup mandiri, nak !
Anak : tapi
kenapa masalah itu bertubi-tubi, mah ?
Ibu : sekali
lagi, cobaan Tuhan anakku. Hadapilah dengan keiklasan !
Si anak tertegun sambil
tersedu menyelap pipi halusnya yang mulai basah oleh cairan mata. Ingin
berontak, tapi tak ada satupun penopang yang dengan sukarela memberikan
sandaran jawaban.
Anak : aku ingin pulang, mah !
Ibu : kenapa, nak ?
Anak : aku pengen ketemu mamah …
Ibu : jangan bicara
seperti itu anakku, jangan biarkan semua ini merampas cita-citamu, impianmu,
harapan orang-orang yang selalu mendukungmu !
Anak : aku hanya ingin
didekatmu, walau semalam saja mah. Aku sangat rindu !
Ibu : tenang lah anakku,
semua pasti akan bisa kamu atasi. Tuhan selalu didekatmu !
Sinyal udara langsung
memutuskan suara keluhannya. Rasa lelah yang di alami mengiringi dia dalam
keterpojokan keadaan. Bingung menyelimuti tingkat akselerasi daya pikir normal
hingga mengharuskan dia bergigih keras untuk bangkit.
Sang penerang kegelapan
pun sudah menggeser anggunnya awan putih. Ingat filsafat klasik untuk tetap
menyentuhkan dahi di atas alas suci dan mengadu kepada Sang Pemberi Nafas.
Sebuah tekad kuat untuk
mengambil keputusan hidup. Perlu pemikiran matang dan durasi yang tidak
sebentar menurutnya. Hanya satu saja yang menjadi prioritas utama, ialah
menjadikan mimpi yang abstrak, bersinar tanpa batas dengan selipan kebanggaan
yang nyata.
Satu-persatu hal yang siap
menjatuhkan runtuh di hadapannya. Tidak gampang ! namun berkeyakinan bisa dan
kembali mengulas tujuan titik awal berkomitmen akan sesuatu, maka apapun itu
dia akhirnya kokoh dengan kekuatan yang dia ciptakan sendiri. Sebuah lisan yang
dapat dia petik dari semua bahwa, inilah yang disebut “Perjuangan menuju kemandirian dalam kesendirian” !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar